Selasa, 23 Februari 2010

Refleksi Setahun Perjalanan Kabupaten Sigi


HARI ini Rabu 24 Juni 2009 genap sudah setahun perjalanan usia kabupaten Sigi. Usia setahun ibarat bayi yang baru belajar berjalan dan bicara. Peringatan HUT ke-1 kabupaten Sigi yang diperingati pada hari ini di halaman Kantor Bupati Sigi dengan mengusung tema “Kita ciptakan kebersamaan guna menjadikan Kabupaten Sigi unggul dalam memanfaatkan potensi yang berkesinambungan untuk kesejahteraan rakyat”. Awal mula terbentuknya Kabupaten Sigi dimulai adanya gagasan awal para tokoh masyarakat di Lembah Sigi untuk memisahkan diri dari Kabupaten Donggala. Sejumlah tokoh masyarakat di lembah Sigi pada lima kecamatan saat itu tahun 1999 yakni Kecamatan Sigi biromaru, Dolo, Palolo, Marawola, Kulawi membentuk satu forum dalam rangka penyaluran aspirasi masyarakat yang diberi nama Forum Komunikasi Pemekaran Kabupaten Sigi (FKPKS) dengan mendaulat Drs. H. Habir Ponulele, MM sebagai ketua dan Nurzain Djaelangkara SH sebagai sekretaris. Ide dan gagasan pemekaran Kabupaten Sigi tersebut baru dideklarasikan FKPKS bertepatan dengan momentum hari pahlawan 10 Nopember 1999. Penetapan kabupaten Sigi tidak terlepas dari latar belakang sejarah dimana Sigi merupakan salah satu kerajaan besar di lembah palu yang masa pra kemerdekaan wilayah kekuasaannya sampai ke Molosipat Pantai Timur.

Detik-detik perjuangan pemekaran kabupaten sigi sejak deklarasi dimulai tidaklah mudah dan mengundang prokontra di kalangan masyarakat/tokoh Sigi dan para Pejabat. Dengan semangat Malei Raa Mabubu, Mabula buku ratimbe, kana kupomate ngataku (Merah darah tertumpah, Putih tulang ditebas, saya harus mati di negeriku) perjuangan pemekaran kabupaten Sigi terus dilakukan dengan pengumpulan data awal potensi pengembangan rencana pemekaran hingga penyampaian aspirasi ke DPRD Donggala. Perjuangan FKPKS mencapai puncaknya pada saat mendesak DPRD Donggala untuk mengeluarkan memorandum pembentukan Kabupaten Sigi. Memorandum Nomor 2 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Sigi akhirnya mendapat pengesahan dalam rapat Paripurna DPRD setelah Ketua DPRD Donggala Drs. Ridwan Yalidjama menjatuhkan palu sidang tepat pukul 23.15 tanggal 29 Oktober 2003 akibat tak mampu lagi membendung luapan ribuan massa Sigi yang hadir di DPRD Donggala. Goresan tandatangan Ketua DPRD Donggala dalam memorandum menjadi catatan sejarah dan tinta emas tonggak awal perjuangan FKPKS.

Selanjutnya tahapan perjuangan kabupaten Sigi terus dilakukan FKPKS baik persetujuan DPRD Propinsi, rekomendasi Gubernur, Kunjungan DPD RI, Tim Teknis Depdagri, DPR RI ke kabupaten Induk dan wilayah pemekaran hingga akhirnya resmi terbentuk pada tanggal 24 Juni 2008 setelah DPR RI melakukan rapat paripurna pengambilan keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Sigi. Dan resmi menjadi daerah otonom sejak tanggal 21 Juli 2008 melalui pengesahan Undang-Undang Nomor 27 tahun 2008 tentang pembentukan kabupaten Sigi di provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten baru ini ditetapkan terdiri atas 15 kecamatan yaitu kecamatan Sigi Biromaru, Palolo, Gumbasa, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, Dolo, Dolo Selatan, Tanambulava, Marawola, Lindu, Dolo Barat, Marawola Barat, Kinovaro dan Nokilalaki. Sebagai Kabupaten yang baru mekar Kabupaten Sigi memiliki luas wilayah keseluruhan + 5.196 km2 atau 519,600 ha dengan jumlah penduduk 217.874 , 54.654 Kepala Keluarga, 152 desa dengan 18.760 rumah tangga miskin.

Enam bulan setelah Kabupaten Sigi diundangkan, maka pada tanggal 15 Januari 2009 Menteri Dalam Negeri melalui usulan Gubernur Sulawesi Tengah melantik Drs.Hidayat MSi sebagai pejabat Bupati Sigi di Jakarta. Sebagai pejabat Bupati Sigi kurun waktu setahun maka tugas utamanya adalah melakukan penataan kelembagaan, penyelenggaraan pemerintahan, memfasilitasi pembentukan DPRD kabupaten Sigi dan mempercepat pelaksanaan pilkada. Di awal pemerintahan dalam menjalankankan tugasnya pejabat Bupati Sigi telah membentuk tim khusus untuk menyusun kelembagaan pemkab Sigi berjumlah 20 personel. Kini organisasi perangkat daerah yang berpedoman pada PP.41 telah terbentuk sejak dilantiknya pejabat eselon II dan III pada tanggal 11 Mei 2009 yang terdiri dari 2 asisten, 8 Dinas, 3 Badan dan 3 kantor. Dalam menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan kabupaten Sigi pada tahun 2009 ini menggunakan dana APBD kurang lebih sebesar Rp215 miliar DAU, Rp5 miliar dukungan dana kabupaten Induk, Rp2 miliar dukungan dana propinsi, Rp3 miliar DAK dan potensi target PAD sebesar Rp2 miliar. Dalam menjalankan program dan kegiatan pembangunan tahun 2009 sejumlah SKPD sudah menyusun program dan kegiatan dalam dokumen RKA/DPA yang menjadi prioritas pembangunan. Tentunya dengan keterbatasan sarana prasarana yang ada, utamanya sarana perkantoran sementara yang belum memadai menuntut pemerintah Sigi gesit memacu pembangunan. Sejumlah agenda kegiatan akan dilaksanakan pada tahun 2009 ini antara lain penyusunan data base wilayah dan inventarisasi sumber daya kabupaten Sigi, pembangunan tahap awal kantor Bupati Sigi di ibukota kabupaten desa Bora, pembangunan tugu, Festival Danau Lindu dan pentas budaya, Rehab pembangunan kantor sementara SKPD, sarana prasarana jalan, sarana prasarana pertanian, sarana prasarana pendidikan, Alokasi dana desa dan lain sebagainya. Kita berharap di bawah kepemimpinan Pejabat Bupati Sigi yang memiliki segudang pengalaman kurun waktu setahun mampu meletakkan pondasi awal pembangunan di Kabupaten Sigi. Bukti keseriusan itu diikuti pula dengan menetapkan 6 hari kerja dalam seminggu bagi para pegawai Sigi.

Salah satu aspek penting pemekaran kabupaten Sigi disamping aspek legalitas, aspek sosiologis, dan aspek histories, adalah aspek potensi dimana suatu daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan potensi kemampuan ekonomi, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk dan luas wilayah. Berangkat dari aspek potensial tersebut, maka pembangunan kabupaten Sigi kedepan selangkah akan lebih maju dan bisa sejajar dengan kabupaten lainnya mengingat wilayah Lembah Sigi yang tidak memiliki lautan lebih mengandalkan pembangunan pada potensi sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan, perikanan darat, dan pariwisata. Taman Nasional Lore Lindu yang di dalamnya terdapat Danau Lindu menjadi satu icon penting dalam pengembangan pariwisata bila digarap dengan baik potensi yang dimiliki. Sementara luas potensi lahan di kabupaten Sigi 51.092 hektar terdiri dari 6.032 irigasi teknis, 2.996 irigasi ½ teknis, 10.276 irigasi sederhana, tanah hujan 376, 31.136 lahan lainnya dapat menjadikan kabupaten Sigi sebagai lumbung pangan. Dari potensi sosial budaya, kabupaten Sigi kaya akan budaya, di mana adat istiadat maupun hukum adat masih dijunjung tinggi dan beragam seni budaya juga dipentaskan. Sementara dari aspek sosial politik akan menjadi modal utama dalam pembangunan bila dikemas dengan baik, sebaliknya menjadi potensi dan rawan konflik bila tidak dipelihara dengan baik. Mengingat Kabupaten Sigi terdiri dari 4 wilayah besar yakni Biromaru, Dolo, Kulawi dan Marawola.

Kita berharap semoga di usianya yang setahun ini Kabupaten Sigi selangkah lebih maju. Ibarat pepatah berkata; Kalau anda ingin panen sebulan maka tanamlah sayur-sayuran, kalau ingin panen setahun maka tanamlah buah-buahan, tapi kalau anda ingin panen sepanjang masa maka tanamlah manusia. Karena itu potensi SDA dan potensi SDM ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam pembangunan. Karena pembangunan menuntut equity (pemerataan), sustainable (keberlanjutan), capacity (kemampuan menjalankan), dan empowerment (Pemberdayaan) dengan prinsip clean government good governance. Sebagai kabupaten baru yang mekar maka yang dituntut adalah kerja keras dan berpikir cerdas. Tuhan telah menciptakan manusia 2 tangan, 2 kaki, 2 mata, 2 telinga dan 1 mulut. Karena itu lebih banyaklah berbuat, melihat dan mendengar dan kurangi bicara dan hindari perdebatan. Karena itu kabupaten Sigi harus pro rakyat dengan terobosan program lebih cepat lebih baik dan Lanjutkan yang sudah ada.


Sumber :
Sahriar A. Lamakampali, Anggota FKPKS dan Ketua KNPI Kabupaten Donggala.
http://www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=53507
24 Juni 2009

Sumber Gambar:
http://www.palu.bpk.go.id/wp-content/uploads/2009/07/donggala.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar