Senin, 22 Februari 2010

Kabupaten Banggai Kepulauan


View Larger Map

Kabupaten Banggai Kepulauan adalah salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Tengah dengan ibukota Banggai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah daratan 3.160,46 Km² dan wilayah laut 18.828,10 Km², serta berpenduduk sekitar 157.792 jiwa.

Secara administratif, Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari 9 kecamatan. Wilayahnya memiliki 123 pulau dengan 5 pulau sedang yakni; Pulau Peleng luas 2.340 Km², Pulau Banggai 268 Km², Pulau Bangkurung 145 Km², Pulau Salue Besar 84 Km², Pulau Labobo 80 Km², dan 118 pulau kecil yang tidak dihuni.

Kabupaten Banggai Kepulauan terbentuk dari hasil pemekaran berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan diresmikan 3 November 1999.

Sebagai wilayah kepulauan, laut menjadi bagian kehidupan sehari-hari yang selalu digeluti masyarakat di sana. Di situ pulalah terdapat potensi dan kekayaan alam yang harus diolah dan diusahakan sebagai penopang kehidupan penduduk Bangkep. Laut bagi kebanyakan orang di kabupaten ini merupakan harapan.

Berdasarkan data yang ada, penduduk yang menggeluti perikanan sekitar 8.299 orang, sebagian di antara mereka adalah petani yang merangkap menjadi nelayan. Disaat lahan pertanian tidak membutuhkan banyak tenaga, mereka biasanya melaut mencari ikan. Dari hamparan air asin 6.522 kilometer persegi ini ditangkap 11.487 ton ikan. Jika dirupiahkan, nilainya Rp 31,6 miliar.

Kontribusi perikanan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Bangkep tahun 2002 tercatat Rp 33,3 miliar, atau sekitar 6,8 persen dari total kegiatan ekonomi Rp 491,4 miliar. Perkebunan menyumbang 19,4 persen dan tanaman bahan pangan 18,5 persen.

Andalan hasil perkebunan di wilayah ini adalah kelapa, cengkeh, kakao, dan jambu mete yang dihasilkan di seluruh kecamatan. Dari masing-masing komoditas itu tahun 2002 dihasilkan 18.235 ton kelapa, 805 ton cengkeh, 1.642 ton kakao, dan 1.115 ton jambu mete. Karena di Bangkep belum ada industri pengolahan yang mampu menyerap hasil perkebunan tersebut.

Seperti halnya kelapa, setelah dikeringkan dalam bentuk kopra dikirim ke Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai. Di kabupaten induk terdapat pabrik minyak goreng yang membutuhkan bahan baku kopra. Sebagian dikirim ke Surabaya untuk keperluan sama. Adapun jambu mete sebagian besar dibeli oleh pedagang dari Pulau Jawa.

Cengkeh yang dulu pernah menjadi pundi-pundi uang petani kini terpuruk. Cengkeh kering per kilogram dihargai Rp 12.000-Rp 13.000. Padahal tahun 2002 pernah mencapai Rp 80.000.

Meskipun sumbangan tanaman pangan terhadap perekonomian cukup berarti, untuk mencukupi kebutuhan pangan terutama beras, Bangkep mendatangkan dari luar. Beras didatangkan dari Kabupaten Banggai dan Parigi Moutong.

Sebagai wilayah kepulauan, angkutan laut sangat dibutuhkan. Apalagi kapal besar yang bisa mengangkut hasil bumi ke propinsi atau pulau lain. Keberadaan kapal tersebut sangat membantu perekonomian Bangkep. Hasil bumi dan laut yang paling menonjol adalah cumi kering, bisa cepat sampai ke konsumen di Pulau Jawa.

Wilayah Bangkep kaya akan keindahan laut, pantai, dan pulau-pulau kecil yang memesona. Semakin sulitnya mencapai kabupaten ini, semakin jauh harapan untuk bisa menarik wisatawan. Perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan dibangun diatas aktivitas ekonomi.

Kontribusi pertanian dalam pembentukan PDRB mencapai 51 persen (atas dasar harga konstan 2000) dengan nilai ekonomi mencapai Rp 257.12 milyar. Banggai Kepulauan sangat terkenal dengan ubi Banggai dan keladi. Dua jenis tanaman palawija ini telah menghasilkan 8.933,9 ton ubi Banggai dan 8.666,2 ton keladi. Ubi Banggai banyak terdapat di Kecamatan Banggai dan Lainag sedangkan keladi banyak terdapat di Kecamatan Tinangkung dan Banggai.

Selain itu, daerah ini juga penghasil padi yang mencapai 1.321 ton, jagung 631 ton, ubi kayu 3.356 ton, ubi jalar 1.378 ton, kacang tanah 2.550 ton, serta kedelai dan kacang hijau yang cukup besar.

Selain itu, daerah ini juga menghasilkan kelapa mencapai 27.646,9 ton, kopi 178,36 ton, cengkeh 1.392,9 ton, jambu mete 4.627,5 ton, cokelat 4.912,14 ton, dan kemiri 449,78 ton. Kakao atau cokelat merupakan salah satu hasil produksi perkebunan yang diandalkan. Cokelat banyak terdapat di Kecamatan Banggai dan Totilkum. Selain itu, jambu mete juga dapat diandalkan produksinya. Tanaman ini banyak terdapat di Bokan Kepulauan dan Bulagi.

Sementara hasil ternak dari daerah ini adalah Sapi 11.223 ekor, Kuda 627 ekor, Kambing 33.343 ekor, Babi 25.243 ekor, Ayam Kampung 457.047 ekor, dan Itik 45.257 ekor. Sapi banyak terdapat di kecamatan Tinangkung, Bangkurung, dan Bokan Kepulauan sedangkan Kuda banyak terdapat di Tinangkun dan Tonikum. Ternak kecil seperti Kambing banyak terdapat di Kecamatan Tinangkung dan Banggai. Sedangkan Babi banyak terdapat di Buko dan Tinangkung. Kecamatan Tinangkung juga banyak menghasilkan unggas Ayam Kampung dan Itik.

Selain hasil komoditi di atas, daerah Banggai Kepulauan dengan latar lautan juga sangat terkenal dengan hasil pengawetan ikan baik melalui proses penggaraman 769 ton dan pengasapan 147,19 ton. Maka tak heran jika Kabupaten Banggai merupakan penyalur terbesar untuk kebutuhan ikan pengasapan dan ikan asin. Ke depan, daerah ini ini perlu fokus pada pembangunan perikanan dan kelautan yang harus dibangun secara lebih baik dan profesional agar dapat meningkatkan pendapat asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.


Sumber :
http://www.cps-sss.org/web/home/kabupaten/kab/Kabupaten+Banggai+

Sumber Gambar:
http://www.formatnews.com/photo/1214182374BANGGAI.png

Tidak ada komentar:

Posting Komentar